Untirta – (26/8) Ada yang berbeda di kegiatan ospek tahun ini. Selain karena tidak lagi diadakan di bulan Ramadhan, dalam pelaksanaannya juga lebih fokus kepada keakraban dan pengenalan Universitas. Hal ini sesuai dengan peraturan dari Dirjen DIKTI Tahun 2011 No. 32 bahwa masa orientasi wajib diisi dengan kegiatan yang membangun karakter mahasiswa, mendekatkan keakraban antara mahasiswa baru dengan mahasiswa yang sudah berada di dalam kampus supaya terjadi transfer pengetahuan mengenai UKM, kreatifitas mahasiswa dan organisasi kemahasiswaan yang resmi di dalam kampus.
Nama kegiatan ospek tahun ini
adalah MOMB (Masa Orientasi Mahasiswa Baru) yang bertema “Membangun Generasi
Bangsa yang Progresif, Dinamis, Revolusioner dan Berkarakter JAWARA” diikuti
oleh 2.679 mahasiswa baru. Singkatan dari JAWARA itu sendiri adalah Jujur,
Amanah, Wibawa, Adil, Religius dan Accountable.
Menurut Subhan Widiansyah, Presma Untirta 2013-2014, tema ini bertujuan supaya
mahasiswa tidak mengalami degradasi sosial, agar mahasiswa juga memiliki sifat
progresif dan mampu melakukan perubahan total ke arah yang lebih baik. Semua
pihak terlibat dalam MOMB ini, antara lain BEM Univ, BEM Fakultas, DPM, MPM dan
Ormawa yang dikoordinir oleh bidang akademik Untirta.
“Semoga MOMB ini tidak hanya sekedar
menjadi seremonial belaka, dan esensi dari tema tersebut dapat dicapai,” lanjut
Subhan menjelaskan.
Dalam pelaksanaannya, MOMB
terbentur beberapa kendala. Antara lain panitia susah menentukan waktu yang
tepat karena pada tahun ini untirta
menerima mahasiswa baru melalui 4 jalur. Kemudian, terbentur dengan jadwal
wisuda gelombang ke-2 yang diadakan tanggal 30 Agustus. Selain itu, adanya miskomunikasi
antara SC dan OC dan kendala di anggaran. Total anggaran yang didapat dari pihak
PNBP Universitas sejumlah kurang lebih Rp
368.000.000,- itu untuk BEM Univ dan BEM Fakultas hanya dapat kurang lebih Rp
210.000.000,- sisanya untuk pengadaan barang yang diurus langsung oleh bidang
akademik contohnya yaitu pengadaan kaus dan buku pengenalan universitas.
Pihak rektorat memberikan arahan
bahwa kegiatan ini tidak boleh keluar dari
tema yang telah ditentukan, harus lebih baik dari ospek sebelumnya dan tindak perploncoan
atau kekerasan terhadap mahasiswa baru dihilangkan.
Aan Angsori, ketua BEM FKIP
Untirta 2013 menanggapi dengan positif
kegiatan ini karena bersifat kaderisasi. Ia berharap bahwa pada pelaksanaan
MOMB ini tidak ada lagi kisruh politik
di luar internal kampus, karena di setiap tahun seperti kegiatan P2KK dan
Peduli Kampus banyak terjadi konflik.
“Saya berasumsi, kegiatan ini
sangat positif untuk diadakan setiap tahunnya dan semoga tahun ini menjadi
lebih baik lagi,” ujar Aan.
Posting Komentar